![Logo desa](https://longuli.desa.id/assets/upload/images/desa/logo/1631004418517.png)
Tradisi Nuba Ikan Di Desa Long Uli
![](https://longuli.desa.id/assets/upload/images/artikel/main/1693465213253.jpeg)
Ada salah satu tradisi unik yang masih terjaga di masyarakat
desa Long Uli, yakni tradisi Nuba Ikan. Tradisi ini dilakukan guna menangkap
ikan dengan menggunakan racun dari kayu. Kayu yang digunakan berasal dari akar
pohon tuba. Karena di dalam pohon tuba terdapat kandungan racun. Dari kandungan
ini, tidak hanya berlaku untuk ikan saja, bahkan hama pun bisa mati jika
tercemar racun tersebut. Caranya adalah dengan menggunakan kulit tuba yang
diambil dari akarnya. Setelah itu kulit tersebut dikumpulkan lalu di tumbuk
hingga menjadi serbuk kayu. Setelah itu, serbuk yang dihasilkan di masukkan
kedalam karung. Pada saat hari H nya, karung yang berisi serbuk kayu tersebut
dicelupkan kedalam sungai dengan cara di pukul dengan kayu besar. Tradisi ini tidak
terpatok oleh waktu. Ketika air sungai kecil, biasanya sudah bisa mulai
melakukan tradisi ini. Hal ini dikarenakan ketika semakin sedikit air sungai, maka
makin sedikit juga serbuk tuba yang dipakai. Semua warga desa ikut acara ini tanpa
memandang usia. Adapun tradisi ini dilaksanakan di anak sungai Uli, yakni Sungai
Tuan hingga Sungai Telao. Biasanya di sungai tersebut banyak tersedia ikan,
baik itu ikan berukuran kecil hingga ikan berukuran besar. Untuk hasilnya,
dalam 1 KK biasanya mendapatkan 1 kg ikan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan selama
2 hari. Hari pertama merupakan aktivitas menumbuk tuba, sedangkan hari kedua adalah
hari menuba dengan menggunakan serbuk kayu yang telah disiapkan pada hari
sebelumnya. Warna air saat menuba akan berubah menjadi merah. Hal ini karena
serbuk yang di tumbuk berwarna merah. Saat menuba, semua ikan berukuran kecil
sampai berukuran besar muncul semua. Dan tradisi ini masih terjaga sejak jaman
dulu hingga sekarang.